Sabtu, 21 Agustus 2010
Iwan Abdurachman
tapi lepas dari semua itu, tentang liputan PDW di salah satu stasiun tv. kelihatan pendidikannya sangat disiplin dan beda dari yang lain, luar biasa pemateri yang ditampilkan ditv pun tidak main-main, ada pak wakil presiden budiono. hmmm.
oya, dalam liputan itu seringa kali diputar lagu-lagu yang identik sekali dengan alam, eh saya suka sekali...(hehhehe, lagunya bikin hati saya semakin gemetar dengan keinginan saya yang ingin ikut pecinta alam dan prinsip2 saya). setelah liat yang maen lagu siapa ternyata ketemu nama iwan abdurachman, dan cari2, ternyata ketemu lagu-lagunya
lagu-lagunya:
iwan abdurachman - senja di bandung utara.mp3
iwan abdurachman - tajam tak bertepi.mp3
iwan abdurachman - sejuta kabut.mp3
iwan abdurachman - detik hidup.mp3
iwan abdurachman - bulan merah.mp3
iwan abdurachman - mawar terbiru.mp3
iwan abdurachman - melati dari jayagiri.mp3
iwan abdurachman - sepuluh mil sedepa.mp3
iwan abdurachman - anggrek merah.mp3
Jumat, 18 Juni 2010
materi JNSP 2009/2010
Slide JNSP genap
berita...sebuah berita yang sama...
contohnya, gas bocor... barusan ada berita tabung gas meledak saat sedang memasak... wuih bayangin berita tu, ngeri bener. lagi enak2 maw bikin makanan bt disantap malah dimakan ma gas...ckckck... trus seketika saya berpikir, yang nyediain gas ke masyarakat tu sapa aja to.? langsung ane mikir PERTAMINA...wew... perusahan tambang dan minyak negara ... wah udah ada kata2 negaranya berarti harusnya bonafit dong... tapi mana... meledak dimana2... mana tanggung jawabnya?? hmmm? pertamina bilang nyalahin tukang isinya...--> lah emang gag dikontrol?ckckckc
barusan ane nonton di tv one, diberitakan kalo ada ribuan tabung gas bocor berdar di masyarakat... ckckc... naudzubillah... saya ngeri liat berita itu.. eh denger juga...ngeri... mikir gmana coba kalo tu gas tiba2 ada dirmh... naudzubillah...
semoga yang berkepentingan sadar akan tanggung jawabnya, dan semoga lebih mementingakan rakyat daripada mikirin diri doi sendiri
Minggu, 13 Juni 2010
tugas ski
Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'i Ma'arif
1. Kelahiran
Ahmad Syafi'i Ma'arif, lahir pada 31 Mei 1935, di Sumpurkudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, sebuah daerah yang sumber penghasilannya dari perdagangan serba kecil dan tani. Putra Bungsu dari empat bersaudara pasangan Ma'rifah Rauf dan Fathiyah ini, waktu ecilnya mempunyai hobi menjala, memancing ikan dan menembakd dengan 'bedil' angin. Disamping itu dia juga aktif berolah raga joging, badminton serta tenis meja, tapi sekarang yang tersisa hanya joging dan Badminton. Beliau adalah mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, yang juga dikenal sebagai seorang tokoh dan ilmuwan yang mempunyai komitmen kebangsaan yang kuat. Sikapnya yang plural, kritis, dan bersahaja telah memposisikannya sebagai Bapak Bangsa. Ia tidak segan-segan mengkritik sebuah kekeliruan, meskipun yang dikritik itu adalah temannya sendiri.
2. Masa Muda
Sebelum meraih Ph.D di Chicago, Syafii kecil memulai pendidikannya di sekolah rakyat neegri, tetapi tidak punya ijazah, sebab masih zaman revolusi, dan merangkap di Madrasah Mualimin Lintau, Sumatra Barat sampai kelas tiga. Sebelum ke Lintau dia nggangur tiga tahun karena revolusi, kemudian dia belajar di Mualimin Yogjakarta sampai selesai
Lulus di Yogyakarta di ditugaskan ke Lombok Timur sebagai pengajar sekolah Muhammadiyah selama satu tahun, lalu pindah ke Jawa memulai belajar di FKIP Cokroaminoto Solo sampai sarjana muda pada usianya 29 tahun, di kampus inilah dia aktif di HMI cabang Solo dan menjadi ketua bidang pendidikan HMI cabang Solo periode 1963-1964. Dan pada tahun 1968 menyelesaikan sarjananya di FKIP
Selama di Chicago inilah, anak bungsu di antara empat bersaudara ini, terlibat secara intensif melakukan pengkajian terhadap Al-Quran, dengan bimbingan dari seorang tokoh pembaharu pemikiran Islam, Fazlur Rahman. Di
3. Aktivitas
Guru besar UNY Yogyakarta ini jugapernah menjadi dosen pasca sarjana IAIN Yogyakarta. Dan sebelumnya terpilih menjadi ketua PP Muhammadiyah pada 1999-2004, tokoh yang juga pernah aktif di GPII dan pemuda Muhammadiyah, menggantikan Amien Rais yang memilih serius di partai politik PAN, walapun sesuasan sangat menyedihkan saat dua putranya, hanya tinggal Muhammad Hafizh yang baru selesai S2 di Roterdam Belanda jurusan Manajemen perkotaan (S.J Arifin 2004.Elkasa)
VISI Dunia International
Syafii berpendapat bahwa bangsa Indonesia harus lebih mengintensifkan dengan Masyarakat Eropa, khususnya Belanda dan Jerman. Alasannya pertama; mereka telah banyak membantu Indonesia, dan masa depan mereka bisa menjadi 'kompetitor' Amerika Serikat dan ini adalah asas paling penting bagi politik luar negeri Indonesia, walapun pendapat ini dimungkinkan para diplomat EU selalu memberikan 'Conflict manajement' pada anti Amerika dan Israel, sehingga, yang terjadi di Jakarta bahwa gerakan anti-semitic dan Israel telah mendapat dukungan dan pengaruhnya dari para kebijakan kebijakan anggota EU dan para diplomatnya (S.J Arifn 2004) dari sinilah gerakan anti semitic berkembang dan mendapat dukungan dari para deplomat EU di Jakarta
Maarif, yang juga akrab dengan panggilan Syafii, ahli di bidang pemikiran Islam. Ia mengambil seluruh pendidikan menengahnya di Mualimin Muhammadiyah. Mula-mula di Lintau, Sumatera Barat, kemudian di
Anak bungsu di antara empat bersaudara ini kemudian pergi ke AS untuk mendalami ilmu pemikiran Islam pada
Maarif rajin berseminar dan menulis, dan sebagian besar karangannya mengenai Islam. Bukunya antara lain berjudul Dinamika Islam dan Islam, Mengapa Tidak? kedua-duanya diterbitkan oleh Shalahuddin Press, 1984. Kemudian Islam dan Masalah Kenegaraan, yang diterbitkan oleh LP3ES, 1985.
Sebagai kolumnis, dosen Pasca-Sarjana IAIN Yogyakarta yang sehari-harinya mengajar di FP IPS IKIP Yogyakarta ini menulis artikel di majalah Panji Masyarakat, Suara Muhammadiyah, Genta, di samping di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta.
Setelah meninggalkan posisnya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, kini ia aktif dalam komunitas Maarif Institute. Di samping itu, guru besar IKIP Yogyakarta ini, juga rajin menulis, di samping menjadi pembicara dalam sejumlah seminar. Sebagian besar tulisannya adalah masalah-masalah Islam, dan dipublikasikan di sejumlah media cetak. Selain itu, ia juga menuangkan pikirannya dalam bentuk buku. Bukunya yang sudah terbit, antara lain, berjudul Dinamika Islam dan Islam, Mengapa Tidak?, kedua-duanya diterbitkan oleh Shalahuddin Press, 1984. Kemudian Islam dan Masalah Kenegaraan, yang diterbitkan oleh LP3ES, 1985. Atas karya-karyanya, pada tahun 2008 Syafii mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina.
referensi: http://id.wikipedia.org, http://www.tokohindonesia.com